JAKARTA | otomotifnet, Winston Jauri memang senang mobil yang punya dimensi kompak dan stylish. Alasan inilah yang mendasarinya memilih Mazda2 R Hatchback, disamping tidak mau pasaran seperti kompetitor di kelasnya yang sudah beredar lebih dulu. Namun, urusan performa rupanya belum memuaskan Winston, sapaannya. 

Langkah mencari berbagai referensi performance parts khusus hatchback lansiran 2010 ini ditempuhnya walau diakui cukup sulit. Lantaran pria 21 tahun ini hanya mau memakai peranti yang sifatnya bolt-on alias tinggal pasang tanpa harus mengubah komponen asli. "Saya enggak mau modifikasi yang ribet, ingin yang simpel saja," senyumnya. 

Menjadi perhatian utama adalah sektor dapur pacu. Ternyata setelah ditelaah, keluaran tenaga aslinya hanya mencapai 103 dk saja, sedikit di bawah klaim kompetitornya yang berkisar 110 dk. Peranti pertama yang ditunjuk adalah engine management merek Unichip type Q+ ditambah perangkat piggyback computer keluaran Dastek yang diklaim dapat meningkatkan akselerasi seketika.

Kemudian, saringan udara menggamit label Autocraft serta groundwire merek Pivot yang diperuntukkan bagi Mazda2. Di sistem pembuangan, peranti berkelas dipilih. Seperti header konfigurasi 4-2-1 yang mempercayakan label Super Circuit yang diakhiri dengan muffler produksi Trial. Keduanya memang khusus Mazda2. 

Dengan ubahan demikian sudah mampu meletupkan keluaran tenaga hingga 129 dk melalui pengukuran dynamometer. Program selanjutnya yang sedang direncanakan yakni system ?PnP' alias porting polish silinder sekaligus menyempurnakan saluran isap dan buang, termasuk memapas kepala silinder. 

Kenapa tidak pakai turbo? "Yang khusus Mazda2 tidak ada," ujar pemukim wilayah Puri Indah, Jabar yang menuturkan hanya tersedia paket supercharge disamping opsi rumah keong. Itupun harganya tembus hingga Rp 80 juta dan 'hanya' mampu mendongkrak tenaga maksimal 160 dk saja. 

Oleh karena itu sebagian budget untuk paket rumah keong dialihkan ke sektor kaki-kaki. Seperti pemasangan coilover Tein tipe super compact, strut bar dan under brace Tanabe. Lalu untuk mendukung kinerja pengereman dipercaya brake pad Endless dan selang rem Goodridge.

Peleknya sendiri menggamit SSR type S diameter 16 inci yang dipadu ban Michelin Pilot Preceda II ukuran 205/45/R16. Dimensi demikian dipilih lantaran pengalamannya menggunakan pelek diameter 17 inci dengan profil ban 45 sering bergesekan dengan spakbor. 

Saat ini, sekilas sama dengan dimensi aslinya, namun bedanya di lebar tapak, karena ban bawaan pabrik punya lebar tapak ban 195. Keep up the good work!